Refrigerant
Refrigerant adalah fluida yang digunakan sebagai media transfer
perpindahan kalor dari ruang yang dikondisikan ke luar dari ruangan
tersebut atau sebaliknya.
Terdapat 2 kelompok refrigerant jika dilihat dari komposisinya:
1. Refrigerant dengan titik saturasi temperatur tunggal (single substance refrigerant) yaitu refrigerant yang hanya terdiri dari molekul yang similar.
2. Refrigerant dengan beberapa titik saturasi temperatur (mixture
refrigerant) yaitu refrigerant yang terdiri dari beberapa molekul yang
berbeda. Refrigerant jenis ini merupakan campuran dari beberapa
refrigerant tunggal. Sehingga dari pencampuran dengan komposisi tertentu
ini terbentuk jenis refrigerant lainnya yang memiliki properties yang
berbeda dengan refrigerant penyusunnya.
Apa perbedaan dari kedua kelompok refrigerant ini?
Refrigerant tunggal memiliki satu titik saturasi temperatur, sehingga
selain dari perbedaan properties dengan refrigerant penyusunnya,
refrigerant campuran ini memiliki beberapa titik saturasi temperatur.
Apa pengaruh saturasi temperatur dalam sistem pendingin?
Saturasi temperatur akan mempengaruhi performa mesin pendingin, yaitu
saat proses penguapan refrigerant (evaporasi) di Evaporator dan proses
pengembunan (kondensasi) di Kondenser.
Apa yang dimaksud dengan saturasi temperatur?
Saturasi temperatur adalah titik dimana pada kondisi temperatur
tersebut, suatu fluida (atau refrigerant dalam pembahasan ini) akan
berubah wujudnya dari cair menjadi gas atau dari gas menjadi cair
tergantung dari aliran kalornya. Apakah refrigerant tersebut menerima
kalor atau melepaskan kalor?.
Jika dalam kondisi saturasi
tersebut, refrigerant menerima kalor (seperti yang terjadi di
Evaporator). Maka refrigerant akan berubah wujud menjadi bentuk gas/uap.
Begitu juga sebaliknya jika refrigerant tersebut melepaskan kalor
(seperti yang terjadi di Kondenser). Maka refrigerant akan berubah wujud
menjadi cair.
Apa yang mempengaruhi titik saturasi temperatur?
Tekanan akan mempengaruhi titik saturasi temperatur. Kenaikan tekanan sebanding dengan kenaikan saturasi temperaturnya.
Bisa diberikan contohnya, biar lebih jelas?
Air, dalam sistem HVACR lebih dikenal sebagai R-718. Pada umumnya anda
akan mengenal atau dijelaskan di sekolah bahwa air akan mendidih pada
temperatur 100°C. Tidak salah, tetapi harus diperjelas lagi dengan
tekanan yang bekerja pada air tersebut. Air akan mendidih pada
temperatur 100°C apabila tekanannya 1 atmosfir. Jika air bertemperatur
100°C dan bertekanan 1 atm tersebut dipanaskan maka wujudnya akan
berubah menjadi gas/uap (Air ber-evaporasi, berubah wujud dari bentuk
cair menjadi gas). Tetapi jika didinginkan, maka air tersebut akan
berubah menjadi cair (air ber-kondensasi atau berubah wujud dari gas
menjadi cair). Jadi, 1oo°C adalah titik saturasi temperatur air pada
tekanan 1 atm. Titik saturasi dalah masa transisi diantara cair dan gas.
Kalor yang digunakan dalam proses perubahan wujud ini (baik cair
menjadi gas atau sebaliknya) disebut kalor LATENT.
Apa kalor latent itu?
Kalor latent adalah kalor yang digunakan untuk proses perubahan wujud
suatu zat/fluida tanpa merubah temperaturnya. Jadi perubahan wujud ini
berlangsung pada temperatur yang konstan.
Apa hubungannya saturasi temperatur dengan refrigerant dengan komposisi tunggal dan refrigerant campuran?
Refrigerant dengan komposisi tunggal memiliki satu titik saturasi,
sedangkan refrigerant campuran memiliki lebih dari 2 titik temperatur
saturasi (tergantung berapa banyak refrigerant tunggal yang
dicampurkan).
Bagaimana bisa terjadi perbedaan temperatur saturasi dalam satu jenis refrigerant campuran, misalnya R-404A?
Refrigerant R-404A tersusun dari tiga jenis refrigerant tunggal yaitu:
R-125 (44%) + R-143a (52%) + R-134a (4%). Setiap refrigerant penyusun
R-404A tersebut memiliki titik saturasi yang berbeda. Pada tekanan 1
atm, titik didihnya adalah: R-125 = -48.45 °C R-143a = -47.6 °C R-134a =
-26.3 °C. Jika kalor ditambahkan pada refrigerant R-404A maka R-125
lebih dulu mendidih dan kemudian menguap diiringi oleh R-143a dan
terakhir R-134a. Sebaliknya jika refrigerant tersebut melepaskan kalor,
maka R-134a akan lebih dulu mencair.
Pada kondisi seperti apa
refrigerant campuran (mixture refrigerant) tersebut bercampur dengan
baik, sehingga komposisinya stabil?
Dalam bentuk cairan, ketiga jenis refrigerant tersebut akan bercampur dengan baik, sehingga komposisinya akan tetap terjaga.
Refrigerant apa saja yang termasuk dalam kelompok refrigerant tunggal (single substance)?
Berikut adalah beberapa jenis refrigerant yang termasuk kategori
refrigerant dengan titik saturasi temperatur tunggal: R-11, R-113,
R-114, R-12, R-123, R-134a, R-143a, R-14, R-152, R-21, R-22, R-23,
R-C318, R-1150, R-1270, R-170, R-290, R-50, R-600, R-600a, R-717, R-718,
R-728, R-732, R-740, R-744, R-32, R-1234yf, dll.
Refrigerant apa saja yang termasuk dalam kelompok refrigerant campuran (mixture refrigerant)?
Berikut adalah beberapa jenis refrigerant yang termasuk kategori
refrigerant campuran: R-401A, R-401B, R-401C, R-402A, R-402B, R-404A,
R-406A, R-407A, R-407B, R-407C, R-408A, R-409A, R-410A, R-410B, R-500,
R-502, R-507, R-508A, R-729, dll.
Bagaimana teknis pengisian refrigerant ke sistem pendingin?
Pada dasarnya pengisian refrigerant ke sistem pendingin dilakukan dari
daerah liquid line, yaitu daerah diantara kondenser dan inlet expansi.
Dalam keadaan sistem dimatikan/off, refrigerant (baik single substance
atau mixture) dimasukkan ke sistem dalam bentuk cair dan ditimbang
sesuai dengan kebutuhannya (lihat di name plate dan aturan penambahan
refrigerant sesuai rekomendasi manufaktur).
Bukankah pengisian refrigerant ke sistem bisa dilakukan dalam bentuk gas dari daerah suction?
Untuk unit-unit berkapasitas besar tidak disarankan pengisian dari
suction line karena saat proses pengisian yang lambat bisa merusak
Kompresor (motor mengalami overheating atau kompresor kekurangan pelumas
karena tekanan pelumas menjadi sangat rendah), terutama untuk jenis
Kompresor Hermetic dan Semi-Hermetic. Sedangkan untuk unit berkapasitas
kecil dibawah 3hp masih bisa dilakukan pengisian dari suction line dalam
bentuk gas (walaupun rekomendasi pengisiannya tetap dari liquid line
dalam bentuk cairan).
Apa yang membedakan teknis pengisian refrigerant tunggal dengan campuran?
Dalam hal pengisian ataupun penambahan, refrigerant single substance
tidak terlalu bermasalah dengan masuknya refrigerant dalam bentuk cair
atau gas. Yang penting diperhatikan hanya dimana harus mengisi
refrigerant cairan dan dimana harus mengisi refrigerant dalam bentuk
gas. Berbeda dengan refrigerant campuran, baik pengisian ataupun
penambahannya harus dilakukan dalam bentuk cair agar komposisi
refrigerant campuran tersebut tidak berubah. Penambahan refrigerant
campuran dalam bentuk cair harus dilakukan hati-hati dari sisi suction
line, jika tidak, proses penambahan refrigerant bisa merusak ke
Kompresor.
Bagaimana jika pengisian refrigerant campuran tersebut dilakukan dalam bentuk gas?
Sebagai contoh R-404A merupakan campuran dari R-125 (44%) + R-143a
(52%) + R-134a (4%). Ketiga jenis refrigerant tersebut memiliki titik
saturasi yang berbeda-beda. Pada tekanan atmosfir, titik didihnya
adalah: R-125 = -48.45 °C R-143a = -47.6 °C R-134a = -26.3 °C. Dalam
bentuk cairan ketiga jenis refrigerant penyusun R-404A bercampur dengan
sempurna. Sehingga komposisi refrigerant tidak berubah ketika keluar
dalam bentuk cairan. Tetapi kalau refrigerant keluar dalam bentuk gas,
refrigerant yg memiliki titik saturasi yang paling rendah akan keluar
terlebih dahulu, kemudian diakhiri dengan refrigerant yang memiliki
titik didih tertinggi, dalam kasus R-404A, refrigerant R-125 akan keluar
terlebih dahulu, diikuti R-143a kemudian R-134a, dengan demikian
komposisi refrigerant akan berubah. Dalam sistem yang diisi R-404A dalam
bentuk gas, komposisi R-125 akan lebih besar (lebih dari 44%) dan dalam
tabung yang tersisa, komposisi R-134a akan lebih besar (lebih dari 4%).
Akibatnya temperature-pressure relationship-nya ataupun thermal
properties-nya akan berubah. Hal ini mengakibatkan turunnya performa
mesin pendingin. Selain itu kita juga akan mengalami kesulitan untuk
menentukan titik kerja/ tekanan kerja pada sistem yang bersangkutan,
dikarenakan terjadi pergeseran hubungan antara temperatur dan
tekanannya.
Apakah saat pengisian, agar refrigerant cair yang keluar harus dengan cara membalik posisi tabung?
Perhatikan dalam tabung refrigerant, biasanya terdapat anak panah
tertulis "THIS END UP FOR GAS" maksudnya jika bagian yang ditandai arah
anak panah tersebut berada diposisi atas maka refrigerant yang keluar
dalam bentuk gas. Dan pada arah yang berlawanan tertulis "THIS END UP
FOR LIQUID" maksudnya jika bagian yang ditandai arah anak panah tersebut
berada diposisi atas maka refrigerant yang keluar dalam bentuk cairan.
Jika tabung yang tidak menggunakan dip stick (pipa penghubung valve
dengan dasar tabung), maka tabung harus dibalik untuk mengeluarkan
refrigerant dalam bentuk cair. Sedangkan yang dilengkapi dengan dip
stick, maka tabung tidak perlu dibalik.
Jadi selalu perhatikan marking yang ada di tabung tersebut.
Bagaimana jika terjadi kebocoran dalam sistem yang menggunakan
refrigerant campuran? Bukankah akan terjadi perubahan komposisi karena
ada perbedaan temperatur saturasi?
Jika terjadi kebocoran di daerah
liquid, maka setelah perbaikan (jika refrigerant yang tersisa bisa
diisolasi selama perbaikan) maka tinggal menambahkan kekurangan
refrigerant-nya dalam bentuk liquid, karena jika terjadi bocor di daerah
liquid tidak akan merubah komposisi refrigerant.
Jika terjadi
kebocoran di daerah evaporator / gas line maka sebaiknya refrigerant
yang tersisa di recovery dan diganti dengan yang baru, karena jika
terjadi kebocoran di daerah ini komposisi refrigerant akan berubah,
refrigerant yang memiliki boiling point lebih rendah akan keluar lebih
dulu di area yang bocor tersebut.